Scaffolding (perancah) adalah bangunan pelataran sementara yang digunakan sebagai penyangga pekerja, peralatan dan bahan kerja pada pekerjaan konstruksi (Permenaker No.1 Tahun 1980).
Scaffolding merupakan konstruksi sementara yang memungkinkan pelaksanaan konstruksi permanen setelahnya. Istilah “perancah” sering disamakan dengan “scaffolding” sejak zaman Shakespeare ketika mulai menggunakan kuda-kuda pada saat mendirikan pelat. Perancah sudah digunakan selama 5000 tahun, sejak manusia ingin membangun sesuatu yang lebih tinggi daripada yang dapat mereka capai (Robert T. Ratay, 1996).
Penggunaan scaffolding ini, apabila tidak tepat dan tidak memenuhi standar keselamatan, akan membuat risiko kecelakaan semakin tinggi. Oleh karena itu, dalam tulisan ini dan beberapa tulisan ke depan, saya akan sedikit mengulas tentang scaffolding dari tahap perencanaan hingga inspeksi scaffolding yang sudah dibangun. Kita mulai dengan memahami tipe dan bagian-bagian scaffolding.
Jenis Scaffolding
Bagian - Bagian Perancah Bebas (Independent Scaffolding)
1. Soleplate adalah kayu atau bahan lain sebagai bagian perancah yang langsung bersentuhan dengan tanah/dasar untuk memastikan kekuatan pijakan perancah.
2. Baseplate adalah bagian perancah yang menjadi tumpuan dari tiang-tiang standard perancah
3. Standard adalah bagian rangka utama perancah dalam jalur vertical. Standard adalah bagian paling penting dalam perancah karena apabila salah memasang standard, maka semua bagian di atasnya bisa salah.
4. Ledger adalah bagian rangka yang membentuk sudut 90 derajat dengan standard. Ledger lebih panjang daripada transom.
5. Transom adalah bagian horizontal perancah yang mengikat standard an transom secara horizontal.
6. Foot tie adalah bagian perancah bagian bawah yang berfungsi untuk menjadi angkur di struktur yang lebih kuat.
7. Brace adalah bagian perancah yang dipasang diagonal yang berfungsi untuk mengikat standard-standard yang ada agar lebih kuat dan beban terdistribusi secara merata. Brace dipasang bersisian dengan ledger.
8. Transverse brace adalah brace yang dipasang bersisian dengan transom.
9. Tie adalah bagian perancah di bagian atas yang berfungsi untuk menjadi angkut di struktur yan lebih kuat.
10. Working platform adalah bagian perancah yang menjadi pijakan kaki pekerja untuk bekerja.
11. Guardrail adalah bagian perancah yang paling atas berfungsi menjadi penahan tubuh pekerja dan sebagai titik angkur body harness.
12. Toe Boards adalah bagian perancah yang berada persis berhimpitan di atas working platform, berfungsi untuk menahan kaki pekerja agar tidak terperosok jatuh.
13. Putlog adalah bagian perancah yang persis di bawah working platform, berfungsi untuk memperkuat working platform agar tidak patah.
Bagian-Bagian Perancah Umum / Bingkai (Frame Scaffolding)
Untuk mendukung kemudahan pemasangan atau penyetelan serta pada pembongkaran sebuah perancah maka komponen dari scaffolding perlu kita ketahui sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaaan dan pemasangan perancah jenis besi (steel scaffolding).
Adapun secara rinci komponen atau bagian dari perancah adalah:
1. Main Frame
Main frame adalah bagian dari scaffolding yang berperan sebagai komponen utama yang terdiri dari berbagai macam tipe ukuran. Fungsi main frame untuk mengatur ketinggian dan lebar scaffolding yang akan dirangkai sesuai dengan kebutuhan bangunan. Jika ketinggian satu main frame belum mencukupi kebutuhan tinggi bangunan, maka dapat ditambahkan main frame lagi di atasnya (arah vertikal), dan jika lebar main frame belum memenuhi kebutuhan bangunan maka dapat ditambahkan lagi main frame ke sisi sampingnya (arah horizontal).
2. Diagonal Bracing atau Cross Brace
Merupakan bagian dari kelengkapan scaffolding yang berfungsi untuk memberikan jarak horizontal antar main frame sekaligus sebagai pengaku scaffolding agar tidak goyang. Cross brace merupakan 2 pipa yang saling bersilangan yang dihubungkan bagian tengahnya, digunakan sebagai pengikat antara masing-masing main frame sehingga main frame dapat berdiri tegak. Selain itu, cross brace juga dapat mengurangi faktor tekuk yang terjadi pada standard scaffolding terutama jika main frame disambungkan ke atas. Pemasangan bracing relative mudah yaitu dengan memasukkan pen yang ada di tiap-tiap frame ke lubang yang tersedia pada cross brace kemudian dikunci dengan brace locking yang ada di badan main frame.
3. Adjustable Jack atau Jack base
Merupakan bagian dari scaffolding yang berfungsi sebagai kaki dari main frame yang dapat pula diatur ketinggiannya untuk menambah ketinggian scaffolding sesuai dengan ketinggian yang dibutuhkan. Jack base ini juga berfungsi sebagai bagian yang meratakan ketinggian scaffolding agar main frame dapat bediri dengan ketinggian yang rata.
4. Brace Looking
Terletak di badan main frame yang memiliki fungsi sebagai pengunci antara main frame dan cross brace sehingga kedua bagian tersebut dapat terikat.
5. Joint Pin
Berfungsi sebagai penyambung dan pengunci antar suatu main frame dengan main frame di atasnya.
6. Catwalk atau Deck atau Platform
Merupakan bagian dari scaffolding yang berfungsi sebagai tempat berpijak antar main frame yang digunakan untuk akses para pekerja.
7. U-head
Merupakan bagian teratas dari scaffolding karena fungsinya untuk menahan balok suri (balok yang menyalurkan beban-beban dari bekisting ke scaffolding) yang juga dapat diatur ketinggiannya sama seperti adjustable jack atau jack base. Bagian ini disebut U-head karena bentuknya yang menyerupai huruf U dan dipasang di bagian atas. Dalam pemasangannya, pipa screw u-head disambungkan ke main frame kemudian dikunci, sedangkan bagian yang berbentuk U dipasangkan balok suri (balok perantara) yang lebarnya sesuai dan pas dengan ukuran u-head yang digunakan yang nantinya akan dipasangkan bekisting di bagian atasnya.
Persyaratan Standar Schafolding
Adapun standard dan syarat yang harus dipenuhi untuk penggunaan scaffolding ialah :
1. Scaffolding harus berdiri tegak lurus. Hal ini berguna untuk mencegah perubahan akibat gaya-gaya horizontal. Penyetelan dalam arah tegak lurus ini haruslah menggunakan bantuan waterpass.
2. Bila beberapa lantai bertingkat akan dicor secara berurutan, maka lendutan akibat dari lantai yang telah mengeras harus dihindarkan dengan menambahkan scaffold diperpanjangannya sebaik mungkin.
3. Tempat dari perancah harus dipilih sedemikian rupa sehingga beban-beban dapat terbagi secara merata. Hal ini berguna untuk mencegah perubahan bentuk yang berbeda-beda akibat dari perpendekan elastis scaffolding yang timbul karena pembebanan dan perbedaan penurunan tanah.
Perencanaan penggunaan scaffolding haruslah memenuhi dari aspek bisnis dan juga dari aspek teknologi, yang mana harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Ekonomis.
2. Kuat dan kokoh.
3. Tempat berpijak harus kuat.
4. Mudah dipasang dan dibongkar.
5. Hubungan antara scaffolding dan tempat berpijaknya harus sempurna.
6. Sambungan-sambungan yang ada harus sempurna.